Jam Analog

Senin, 23 Februari 2015

Pengertian, Ciri-ciri, dan Klasifikasi Protista

Protista (Yunani, protos = pertama) merupakan organisme eukariot pertama atau paling sederhana. Sebagai organisme eukariotik, Protista memiliki membran inti sel. Kajian evolusi menyatakan bahwa Protista merupakan organisme eukariotik yang paling awal (tertua). Acritarch (Yunani, akritos = membingungkan, arch = asal-usul) secara umum mengacu pada struktur organik yang belum diperhitungkan untuk diklasifikasikan. Fosil tertua acritarch diduga sebagai fosil Protista yang hidup pada zaman Prakambrium, berumur sekitar 2,1 miliar tahun. Fosil tersebut mengandung kulit sista (kulit pelindung) yang mirip dengan kulit sista yang dibentuk Protista saat ini.

Terdapat sekitar 600.000 spesies Protista yang sudah diketahui. Sebagian besar uniseluler, tetapi ada pula yang berkoloni dan multiseluler. Protista memiliki keanekaragaman metabolisme. Ada Protista yang aerobik dan memiliki mitokondria sebagai alat respirasinya, namun ada pula yang anaerobik. Ada Protista yang fotoautotrof karena memiliki kloroplas, namun ada pula yang hidup secara heterotrof dengan cara menyerap molekul organik atau memakan organisme lainnya.

Sebagian besar Protista memiliki alat gerak berupa flagela (bulu cambuk) atau silia (rambut getar) sehingga dapat bergerak (motil), namun ada pula yang tidak memiliki alat gerak. Protista mudah ditemukan karena hidup di berbagai habitat yang mengandung air. Ada Protista yang hidup bebas di tanah, sampah, tumpukan dedaunan, air tawar, air laut, endapan lumpur, pasir, maupun di batu. Namun, ada pula yang hidup bersimbiosis di dalam tubuh organisme lain secara parasit atau mutualisme. Protista merupakan organisme penyusun plankton (Yunani, planktos = mengembara), yaitu organisme mikroskopis yang mengapung secara pasif atau berenang secara lemah di permukaan air. Plankton yang bersifat fotoautotrof disebut fitoplakton, sedangkan yang heterotrof disebut zooplankton.
Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan organisme lain dan cara memperoleh makanan sebagai sumber energi, Protista dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu Protista mirip hewan,
Protista mirip tumbuhan, dan Protista mirip jamur.
  1. Protista mirip hewan (Protozoa), adalah protista heterotrof yang memperoleh makanan dari organisme lain dengan cara “menelan” atau memasukkan makanan tersebut ke dalam sel tubuhnya (intraseluler). Protozoa meliputi kelompok Mastigophora (Protista berbulu cambuk), Sarcodina (Protista berkaki semu), Ciliophora (Protista bersilia), dan Sporozoa (Protista berspora).
  2. Protista mirip tumbuhan (alga atau ganggang), adalah protista fotoautotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis. Alga meliputi kelompok Euglenophyta (Euglena), Chrysophyta (alga keemasan), Pyrrophyta (alga api), Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
  3. Protista mirip jamur (jamur Protista), adalah protista heterotrof yang memperoleh makanan dari organisme lain dengan cara menguraikan atau menelan (fagositosis) makanan. Jamur Protista meliputi kelompok jamur lendir dan jamur air (Oomycota). Jamur lendir terbagi menjadi jamur lendir plasmodial (Myxomycota) dan jamur lendir seluler (Acrasiomycota).
Ciri-ciri protista:
  • Eukariotik
  • Uniseluler dan beberapa multiseluler (tapi selnya belum terspesialisasi)
  • Mirip tumbuhan, hewan, jamur
  • Heterotrof dan autotrof
  • Habitat: umumnya di air (melayang-layang, melekat di dasar laut,sungai) dan darat
  • Reproduksi aseksual (membelah diri, tunas) dan seksual (konjugasi)

Kingdom Protista dibagi menjadi beberapa filum:
  • Mastigophora/Flagellata (berbulu cambuk)
  • Sarcodina/Rhizopoda (berkaki semu)
  • Ciliata (ber rambut getar)
  • Sporozoa (berspora)
  • Euglenophyta
  • Chrysophyta (alga keemasan)
  • Pyrrophyta (alga api)
  • Chlorophyta (alga hijau)
  • Phaeophyta (alga cokelat)
  • Rhodophyta (alga merah)
  • Jamur lendir
  • Jamur air (Oomycota)

Berdasarkan cara memperoleh makanan, Protista dibagi menjadi 3:

  1. Protista autotrof : memiliki klorofil mampu membuat makanan sendiri. Mis: Alga, meliputi filum Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Phaeophyta.
  2. Protista heterotrof : menelan makanan melalui membran sel/mulut sel (fagositosis). Mis: Protozoa, meliputi filum Flagellata, Sarcodina, Ciliata, Sporozoa.
  3. Protista yang mencerna makanan di luar sel (ekstraseluler) dan menyerap hasilnya berupa sari makanan. Mis: jamur lendir dan jamur air.

Protozoa: Protista menyerupai hewan. Ciri-cirinya:

  • Mendapat makanan dengan cara memangsa (heterotrof)
  • Kosmopolit (organisme yang dapat hidup dan berkembang di banyak tempat)
  • Uniseluler (bersel tunggal)
  • Reproduksi: membelah diri dan konjugasi

Klasifikasi Protozoa berdasarkan alat gerak:

  • Flagellata: Protozoa yang bergerak menggunakan flagela (cambuk). Cth: Trypanosoma.
  • Rhizopoda: Protozoa yang bergerak menggunakan pseudopoda (kaki semu). Cth: Amoeba.
  • Ciliata: Protozoa yang bergerak menggunakan cilia (rambut getar). Cth: Paramaecium.
  • Sporozoa: tidak memiliki alat gerak, berkembang biak dengan spora (alat reproduksi yang dapat tumbuh menjadi individu baru). Contoh: Plasmodium.

Mastigophora/Flagellata: bergerak dengan flagela, Protozoa paling primitif.

Ciri cirinya:
  • Bergerak dengan Flagel
  • Bentuk: tetap(lonjong, bulat)
  • Memiliki bintik mata (membedakan gelap terang)
  • Hidup: di perairan dan pada tubuh manusia, hewan
  • Bersifat autotrof dan heterotrof, parasit
Struktur tubuhnya:
  • Memiliki flagel untuk bergerak dan menangkap makanan
  • Ada yang memiliki klorofil untuk berfotosintesis danheterotrof
  • Bagian dalam: inti, vakuola makanan dan kontraktil, bintik mata, pirenoid, klorofil, reservoir.
Flagellata parasit: Trypanosoma dan Trichomonas. Banyak spesies Trypanosoma, misalnya T.gambiense dan T.rhodesiense yang hidup parasit dalam darah manusia dan menyebabkan penyakit tidur. Penyakit tidur banyak terdapat di Afrika, ditularkan oleh lalat Tse tse yaitu Glossina palpalis. Ketika lalat mengigit, air liur yang mengandung Trypanosoma dikeluarkan untuk mencegah pembekuan darah, masuk dan terbawa dalam darah manusia. Diawali pusing, muntah, hepatitis, dan kematian.
Beberapa contoh penyakit lainnya:
T.cruzi: penyakit chagas (menyerang hati manusia) di Amerika
T.evansi: penyakit sura (menyerang hati) pada hewan
T.brucei: penyakit nagana (menyerang hati) pada sapi dan kerbau, manusia. Diawali demam, pembesaran hati dan limpa, keracunan sumsum tulang
T.vaginalis: penyakit keputihan pada alat kelamin wanita dan uretra pria
T.foetus: parasit pada vagina sapi
Leismania donovani: penyakit kala azar: demam hitam, hati membesar, penurunan berat badan
Giarda lambdia: diare
Contoh Flagellata: Trichomonas, Volvox, Leismania, Trichonympha, Euglena

Rhizopoda: alat geraknya berupa kaki semu. Rhizopoda yang terkenal: Amoeba

Ciri ciri Rhizopoda:
  • Bergerak dengan pseudopoda (kaki semu) dari sol ke gel (cairan sel konsentrasi tinggi rendah)
  • Tidak memiliki bentuk tetap(polimorf)
  • Hidup di darat dan di perairan
  • Respirasi secara difusi
  • Heterotrof Fagotrof (memakan organisme lain untuk memperoleh energi)
  • Reproduksi: aseksual dengan membelah diri dan bertunas, seksual dengan konjugasi
  • Dapat membentuk kista
  • Tubuh terdiri dari plasma, vakuola kontraktil, vakuola makanan, inti sel
Struktur tubuh Rhizopoda:
  • Membran sel (pelindung inti, keluar masuknya zat makanan dan zat ekskresi, pertukaran gas, alat gerak yaitu dengan membentuk pseudopoda, menangkap rangsang kimia dari luar tubuh)
  • Ektoplasma : disebut gel
  • Endoplasma (lebih encer dari ektoplasma ) : disebut sol
  • Organel sel(inti, vakuola makanan: untuk mencerna makanan, v.kontraktil: bulatan yang bergerak gerak menangkap dan mengedarkan makanan)
Contoh Rhizopoda:
  • Entamoeba (amoeba yang di dalam tubuh MH parasit)
  • Entamoeba histolyticamenyebabkan diare, kistanya menumpuk bertahun tahun, menyerang hati
  • E. coli(di usus besar)
  • E. gingivalis (di sela sela gigi, menyebabkan radang gusi. Rajin menyikat gigi)
  • Ektoamoeba (amoeba yang di luar tubuh MH heterotrof sapropfit)
  • Amoeba proteus (dalam tanah)
  • Radiolaria(membuat keramik, bahan peledak, porselen, tanah kersik mengandung silika)
  •  Foraminifera(di laut, sebagai petunjuk adanya minyak bumi)
  • Arcela
  • Diflugia

Cara bergerak, menangkap, dan mencerna makanan

Pada permukaan sel Amoeba terbentuk Pseudopoda yang menjulur ke luar akibat tekanan endoplasma. Jika ada makanan, Amoeba akan menjulurkan Pseudopodanya dan bergerak ke arah tersebut. Pseudopoda kemudian mengelilingi makanan itu dan dibawa masuk ke dalam tubuhnya melalui permukaan membran plasma. Permukaan membran plasma mengelilingi makanan bersatu membentuk rongga makanan yang disebut vakuola makanan. Vakuola makanan beredar dalam sitoplasma, mencerna makanan yang ada di dalamnya. Sari sari makanan dimasukkan dalam sitoplasma, sisa makanan berupa padatan tetap di dalam vakuola yang kemudian menepi dan ‘pecah’ untuk mengeluarkan sisa makanan tersebut.
Amoeba mengeluarkan sisa makanan berupa cairan dengan vakuola berdenyut (contractil vacuole) yakni vakuola yang senantiasa mengembang dan mengempis untuk memompa sisa makanan berupa cairan ke luar sel melalui membran sel.

Reproduksi Amoeba

Amoeba berkembang biak dengan cara pembelahan biner (pembelahan yang tidak melalui tahap tahap pembelahan mitosis). Mula mula inti sel Amoeba membelah menjadi dua yang diikuti pembelahan sitoplasma. Di antara kedua nukleus yang terbentuk terjadi pelekukan membran plasma ke arah dalam sehingga menggenting, kemudian terputus. Amoeba kemudian terpisah menjadi dua sel anak.
Pada kondisi tidak menguntungkan, misalnya jika makanan dan air habis, Amoeba dapat beradaptasi mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista. Mula mula tubuh Amoeba inaktif, bentuknya menjadi bulat, memran plasma menebal untuk melindungi diri dari kondisi luar yang jelek. Dalam bentuk ini Amoeba tidak bergerak dan tidak menangkap mangsa. Bentuk ini disebut kista.

Peranan Rhizopoda:

  1. Sebagai penyusun zooplankton yang penting dalam ekosistem
  2. Sebagai dekomposer
  3. Sebagai penunjuk adanya minyak bumi (Foraminifera)
  4. Sebagai pembentuk tanah kersik untuk industri keramik, bahan peledak (Radiolaria)
  5. Penyebab penyakit perut dan gangguan mulut.

Ciliata: bergerak dengan silia (rambut getar), jika silia bergetar, sel dapat meluncur di atas air

Ciri Karakteristik:
  1. Bergerak dengan bulu getar
  2. Bentuknya tetap: lonjong, bulat, terompet/lonceng
  3. Hidup di perairan, bersifat heterotroffagotrof
  4. Reproduksi dengan :konjugasi dan pembelahan biner
  5. Tubuh terdiri dari inti mikro, inti makro, v.makanan, v.kontraktil, cilia, reservoir/gullet (tempat masuk makanan)
Struktur tubuh terdiri dari:
  • 2 inti: inti makro(koordinasi sel) dan inti mikro(reproduksi:pembelahan)
  • 2 vakuola: v. makanan dan v. kontraktil
  • Ektoplasma dilengkapi bulu getar
  • Endoplasma
Ciliata ada yang hidup bebas, ada yang hidup parasit. Contoh yang hidup bebas: Paramecium caudatum; parasit: Nyctoterus ovalis (dalam usus kecoa, bentuk tubuh oval, mirip Paramecium). Paramecium caudatum disebut hewan sendal karena bentuk selnya menyerupai telapak kaki.

Cara Paramecium bergerak, menangkap, mengedarkan, mengeluarkan makanan

Paramaecium menggetarkan silianya sehingga ia bergerak seperti perahu yang didayung. Pada bagian ujung yang melekuk terdapat sitostom (mulut sel) untuk memasukkan makanan ke dalam sel. Jika silia di sekitar mulut digetarkan, terjadi aliran air keluar masuk mulut sel. Bersama aliran air tersebut terbawa makanan, bakteri, sisa bahan organik/hewan uniseluler lain. Makanan tersebut kemudian dimasukkan dalam sitofaring, diedarkan ke selutuh tubuh untuk dicerna. Sari makanan dimasukkan ke dalam sitoplasma, sisa makanan dikeluarkan melalui membran sel. Sisa makanan berbentuk cair dipompa keluar oleh vakuola kontaktil/v.berdenyut (Paramaecium memiliki 2 v.kontraktil).

Reproduksi Paramecium

Reproduksi aseksual: pembelahan biner (2n). Diawali pembelahan mikronukleus, diikuti pembelahan makronukleus, penggentingan membran plasma, terbentuklah 2 sel anak.
Reproduksi seksual: konjugasi. 2 sel saling mendekat, saling menempel pada bagian mulut sel, terbentuk saluran konjugasi, tukar menukar mikronukleus.
Contoh contoh ciliata lain:
  • Stentor: hidup di sawah/air menggenang yang banyak mengandung bahan organik
  • Didinium: hidup di perairan yang banyak Protozoa, memangsa Paramecium
  • Vorticella: berbentuk lonceng, tangkai memanjang yang melekat pada dasar, silia terdapat di sekeliling mulut sel
  • Stylonichia: mirip Paramaecium. Silianya berkelompok disebut sirus, berbentuk spt duri. Hidup di daerah yang mengandung banyak sampah organik.

Sporozoa ciri cirinya:

  • Tidak memiliki alat gerak
  • Berkembang biak dengan spora
  • Bentuknya bulat spt spora
  • Semuanya parasit pada hewan dan manusia
  • Reproduksi: proliferasi
  • Siklus hidupnya pada dua inang
Contoh: Plasmodium falciparum yang hidup parasit pada manusia dan mengakibatkan penyakit malaria tropika. Plasmodium mengalami 2 fase dalam siklus hidupnya yaitu fase sporogoni dan fase skizogoni.
fase seksual(sporogoni) pembentukan spora yang terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.
*gametocyt jantan dan betina > zigot > oocyt > ookinet > sporozoit (mirip hewan)
fase aseksual (skizogoni) yang terjadi di dalam tubuh manusia
*sporozoit > kriptozoit > Tropozoit > Merozoit yang nantinya menjadi gametocyt
Contoh Sporozoa:
Toxoplasma: menyebabkan keguguran (menghancurkan janin), menyerang sel sperma
Plasmodium

sumber: http://www.sridianti.com/pengertian-protista.html

Pengertian dan Jenis-jenis Ragam Hias

 A. Pengertian Ragam Hias
1. Ragam hias disebut juga ornamen, merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. 

2. Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni.

3. Ragam hias juga biasa disebut Ornamen berasal dari bahasa Yunani "ornare" yang artinya hiasan atau menghias. Menghias berarti mengisi kekosongan suatu permukaan bahan dengan hiasan, sehingga permukaan yang semula kosong menjadi tidak kosong lagi karena terisi oleh hiasan. 

B. Jenis-Jenis Ragam Hias
1. Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias. Ragam hias geometris mempunyai bentuk dasar bidang-bidang seperti, segi tiga, segi empat, lingkaran, layang-layang, dan bangun lainnya.

2. Ragam hias Flora adalah ragam hias yg menggunakan bentuk flora (tumbuhan) sebagai   objek motif ragam hias flora sebagai bentuk.Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang seni, seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun, dan bordir. 

  

3.  Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan.
Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.
Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, anyaman, dan tenun.

4. Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.




 
5. Bentuk Ragam hias Poligonal ditentukan oleh batas pinggir dari bidang yang seringkali berupa garis. Bentuk tersebut berdimensi datar dan disebut poligonal. Poligonal  memiliki batas bentuk yang berujud segi tiga (triangle), segi empat (tetragon), segi lima (pentagon), segi enam (hexagon).

Bentuk poligonal  memiliki sifat yang ditentukan oleh garis batas luarnya yang disebut convex poligon bila garis luarnya menonjol ke arah luar sehingga bentuknya menjadi gemuk. Sedangkan bila garis luarnya melengkung ke arah dalam disebut concav poligon. Guna dari bentuk convex dan concav tersebut adalah untuk menghasilkan image dimensi bila digunakan pada penggabungan dua atau lebih bentuknya.